Banyak orang yang mengaku telah mencintai Allah, akan tetapi masing-masing dari mereka yang mengaku mencintai kepada Allah harus benar-benar mengoreksi dirinya sendiri berkenaan dengan kemurnian cinta yang mereka miliki. Ada beberapa ujian yang harus ditempuh oleh manusia dalam mengoreksi kalimat “Aku mencintai Allah” yang diucapkannya, sesuaikah dengan isi hatinya? Berikut adalah beberapa ciri orang yang benar-benar mencintai Allah :
- Orang tersebut tidak membenci pikiran tentang mati, karena tak ada seorang teman yang ketakutan ketika akan bertemu dengan temannya. Nabi SAW pernah bersabda “Siapa yang ingin melihat Allah, Allahpun ingin melihatnya”. Memang benar bahwa seorang pencinta Allah yang ikhlas mungkin saja bisa takut akan kematian sebelum ia menyelesaikan persiapannya untuk ke akhirat, tapi jika ia ikhlas ia akan rajin dalam membuat persiapan-persiapan.
- Dia harus rela mengorbankan kehendaknya demi kehendak Allah, harus berpegang erat kepada apa yang akan membawanya lebih dekat kepada Allah, dan harus menjaukan diri dari tempat-tempat yang dapat menjaukannya dari Allah. Kenyataan bahwa seseorang yang telah berbuat dosa bukanlah bukti bahwa dia tidak mencintai Allah sama sekali, tetapi hal itu hanya membuktikan bahwa ia tidak mencintai Allah dengan sepenuh hati. Wali Fudhail pernah berkata kepada seseorang “Jika seseorang bertanya kepadamu, cintakah engkau kepada Allah, maka diamlah; karena jika engaku menjawab ‘Saya tidak mencintainya’ maka engaku menjadi seorang kafir; dan jika engkau menjawab ‘Ya, saya mencintai Allah,’ padahal perbuatan-perbuatanmu bertentangan dengan hal itu.”
- Hati dia harus terus-menerus secara otomatis dalam keadaan Dzikrullah. Karena jika seseorang memang mencintai, maka ia akan terus mengingat-ingat; dan jika cintanya itu sempurna, maka ia tidak akan pernah untuk melupakannya.
- Dia akan mencintai Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW. Dan jika raca cintanya memang benar-benar kuat, ia akan mencintai seluruh umat manusia karena semua manusia adalah hamba-hamba Allah. Bahkan cintanya akan melingkupi semua makhluk.
- Orang tersebut akan bersikap tamak terhadap ‘uzlah untuk tujuan ibadah. Ia akan terus mendambakan datangnya malam agar bisa berhubungan dengan Teman-temannya tanpa ada halangan. Jika ia lebih suka bercakap-cakap di siang hari dan tidur di malam hari dari pada ‘Uzlah seperti itu, makanya cintanya itu tidak sempurna. Allah pernah berfirman kepada Nabi Daud as : “Janganlah terlalu dekat dengan manusia, karena ada dua jenis orang yang menghalangi kehadiranKu: orang-orang yang bernafsu untuk mencari imbalan dan kemudia semangatnya mengendor ketika telah mendapatkannya, dan orang-orang yang lebih menyukai pikiran-pikirannya sendiri dari pada mengingatKu. Tanda-tanda ketidak ridloanKu adalah bahwa aku meninggalkannya sendiri.”
- Orang tersebut akan menganggap ibadah menjadi mudah. Seorang wali berkata : “Selama tiga puluh tahun pertama saya menjalankan ibadah malamku dengan susah payah, tetapi tiga puluh tahun kemudian hal itu telah mnjadi suatu kesenangan bagiku.” Jika kecintaan kepada Allah telah sempurna, maka tidak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan beribadah.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita mengaku mencintai Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang sempurna dalam kecintaan kepata Allah Aza Wajalla. Amiin.
0 Response to "Tanda-Tanda Kecintaan Kepada Allah Ala Ihya ‘Ulumuddin Imam Al-Gozali"
Post a Comment